Tuesday, May 31, 2016

Project Of Happiness : Day 9

Hallo!

Seperti biasa hari saya membosankan, hehe tetapi tetep meaningful kok tenang aja pemirsah.

Jadi hari ini diawali dengan nganterin Scoobi ke bengkel, karena something wrong with him (kalau penasaran sama Scoobi nanti bakalan ada post khusus tribute buat dia kok tenang aja pemirsah)
Gara-gara habis jatuh dua hari yang lalu deh ya kayaknya jadinya begitu. Anyway my legs are okay now, i can walk but not that fast but its okay lah.

Jadi hari ini biasa banget karena biasa lah bimbingan menuju sidang, jadi kalau di kampus gue itu kita punya pembimbing utama dan pendamping satu orang, pembimbing pendamping gue ini manusia terselaw sepanjang abad, nah pembimbing utama gue ini sangat amat jawa dan memperhatikan tata krama, thats my prespective. Tapi kata orang-orang P1 gue ini sama selawnya kayak P2 tapi buat gue enggak. 
Hari ini niatnya mau bimbingan ke P2 tapi ketemu P1 di kampus dalam hati lumayan nih sekali mancing dapet dua ikan, tapi enggak waktu disapa sama P1 semua masalah bimbingan skripsi hilang dan diganti dengan obrolan receh trus melipir ke lantai 2. Kenapa? karena gue buat janji sama P1 ini rabu besok bukan hari ini, jadi bukan waktu untuk bimbingan dong sebenernya? tapi temen-temen menyayangkan sikap gue ini yang bilang "ih sayang banget aturan bisa langsung gitu"
ini bukan tentang "Sayang banget" tapi tentang manner. Gue adalah orang yang menganggap manner itu hal yang penting, dan menurut gue bimbingan bukan di waktunya adalah manusia tidak punya manner, karena semua ada prosedurnya kamu nggak bisa langsung gitu aja memanfaatkan keadaan. Kalau bukan waktunya ya sabar aja, itu yang gue dapet dari gemblengan kakak kelas dan guru selama sekolah.

Jadi gue heran kenapa kok MOS dan penggemblengan dilarang? Kita tinggal di Indonesia, budaya yang kita anut budaya timur bukan kebarat-baratan. Dari kecil kita disuruh untuk menghormati dan mendahulukan orang yang lebih tua dibanding kita, tapi kok kesannya MOS dianggap penyiksaan sih? Karena aspek yang dilihat saat bekerja nanti adalah aspek manner, kamu punya tata krama atau tidak? Enggak heran banget kalau generasi sekarang terlihat apatis tidak menghormati yang lebih tua, ya karena itu diajarkan untuk sopan santun aja mengeluh, Manner dan etika adalah hal yang paling dasar untuk bertahan disuatu inner circle.
Hal sepele seperti , terima kasih, maaf saja jarang diucapkan kepada orang lain, bagaimana bisa dia menghormati yang lebih tua? Orang tua jaman sekarang cenderung memanjakan dan tidak mau bersikap tegas dan disiplin ke anak mereka, memberikan sesuatu yang anak inginkan hanya aagar si anak diam? betulkah parenting seperti itu?

Generasi sekarang cenderung tidak tahan banting, ya karena itu pengaruh kebarat-baratan yang mengagungkan budaya barat sementara adat ketimuran dilupakan. You are living in Indonesia, if you are going abroad then you will be a representative of whole Indonesia include your ethic and manner. Jadi janganlah kamu ini ikut-ikutanlah jadi kebarat-baratan mulai dari pakaian, gaya hidup yang memang tidak cocok di negara kita ini. Kalau Ibu Kartini melihat perempuan jaman sekarang mungkin beliau menyesal sudah memperjuangkan kesetaraan bagi wanita. Boleh belajar budaya dan bahasa tapi dipilih lagi mana yang cocok dengan budaya timur, budaya asal kamu.

http://www.readersdigest.co.uk/inspire/life-skills/dalai-lama-ethics-more-important-religion

Ethics is more important than religion-Dalai Lama

Lots Of Love
XoXo
Rosi

No comments :

Post a Comment