Sunday, August 13, 2017

HSE AC DAN HSE NON AC

Saya seorang sarjana kesehatan masyarkat, dengan konsentrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.  Saya memilih konsentrasi tersebut karena menurut saya pekerjaan tersebut sangat masuk diakal saya, dan sangat cocok dengan kepribadian saya.

Setelah lulus dari FKM Undip, tak lama saya bekerja di salah satu perusahaan kontraktor swasta menjadi QHSE (quality, health, safety, environment) Staff di head office. Menurut saya tugas saya di kantor, saya lebih mengarah ke manajerial dan sistem. Bagaimana membuat sistem berjalan dan bagaimana cara me-manage teman-teman safety officer di lapangan, banyak juga pengurusan izin, pemenuhan peraturan perundangan yang harus saya urus, belum lagi saya juga harus inspeksi dan terkadang menginduksi tamu yang datang. Menurut saya, pekerjaan saya sama dengan safety officer di lapangan, hanya saja mereka tidak harus pindah dari satu tempat ke tempat lain, menelfon safety officer lain untuk menanyakan keadaan dilapangan, mengurus perizinan mengenai K3LH, membantu officer lain jika sedang di audit oleh pihak owner, membuat CSMS, dan masih banyak hal lainnya.


aanwizing pertama saya

Di kantor saya tidak mendapatkan pelaksanaan teknis dilapangan sesungguhnya, mengenal proses pembuatan jalan dari mulai mobilisasi, clearing, sampai dengan finishing. Saya tidak paham benar teknis pekerjaan konstruksi di lapangan, jika sedang membuat HIRADC untuk pengajuan penawaran, saya selalu menonton video cara kerjanya dan mengidentifikasi bahaya dan resikonya, atau kalau koneksi internet sedang jelek di kantor, saya bertanya ke engineer atau bahkan GM Konstruksi supaya identifikasi saya benar, yah walaupun tidak 100% tapi hampir mendekati.

Suatu hari saya datang interview dengan posisi safety officer di lapangan, saya optimis saya bisa menjawab pertanyaan yang menginterview saya, saya bisa menjawab hirarki pengendalian, teknik investigasi, cara pembuatan HIRADC, dan lain sebagainya. Setelah dia melihat CV saya dan jobdesc saya selama saya bekerja selama 11bulan, saya terkejut ketika dia mengatakan :

“anda lebih sering di kantor, anda hanya mengerjakan 90% admin dan 10%HSE anda tidak mengerti hse di lapangan seperti apa” katanya

Saya menjawab “mohon maaf pak, bukan saya bermaksud tidak sopan, tapi apa yang bapak katakan itu tidak 100% benar, banyak yang saya kerjakan selain urusan administrasi”

“HSE di kantor itu apa sih? Cuma paham urusan adminsitrasi, gampang lah itu, hse yang sesungguhnya ya di lapangan

Saya semakin emosi, saya diam. Kemudian saya menjawab

“maaf pak, kami di kantor membuat sistem, prosedur, dan guidance, dan juga tools untuk teman-teman di lapangan, yang dilapangan maupun di kantor itu bersinergi tidak ada yang lebih unggul, kita bekerja sama dibawah departemen QHSE”

Bapak tersebut menjawab “apakah ada pertanyaan untuk tahap berikutnya?”

Saya menjawab “tidak terima kasih, cukup”


Saya mengartikan kata-kata bapak yang menginterview saya bahwa HSE di lapangan itu adalah HSE sesungguhnya, sedangkan HSE di kantor yang merasakan AC, tidak perlu merasa kepanasan (saya kepanasan naik ojek dari kantor ke disnaker/kantor walikota) hanya mengurusi administrasi, tidak peduli mengerti keadaan di lapangan (padahal saya bantu supervisior saya untuk audit internal otomatis saya harus belajar kondisi lapangan juga) . sedih, sedih, saya pikir QHSE itu satu kesatuan departemen yang bekerja sama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjaga kesehatan pekerja dan misi mulia lainnya. Tapi ternyata, masih ada juga yang merasa lebih unggul dibanding lainnya. 


Menjadi QHSE adalah pekerjaan mulia, terlalu jahat apabila membandingkan HSE AC dan HSE Non AC.

No comments :

Post a Comment